Oleh
: VERDI DWIANSYAH
Pada
tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan sebagai
Presiden setelah memangku jabatan selama 32 tahun memimpin Republik Indonesia,
adalah Gerakan Reformasi 1998 yang di motori oleh Mahasiswa, pemuda, dan
berbagai komponen Bangsa dalam setiap penjuru Tanah Air telah mengambil peran sebagai
satu kekuatan menggulingkan puncak kekuasaan Rezim Orde Baru yang dikenal
dengan Kepemimpinan dan sistem pemerintahan yang otoriter.
Semangat
Reformasi memberikan angin segar serta harapan besar bagi lahirnya sebuah
sistem penyelenggaraan Negara yang lebih baik berbagai tuntutan di suarakan
untuk pembenahan terhadap sistem pemerintahan sebelumnya yakni pada masa
pemerintahan orde baru yang dianggap tidak ideal menuju sistem yang lebih baik
pada masa Reformasi sehingga diharapkan dapat menciptakan good Governance. Diantara Tuntutan reformasi yang di gaungkan tersebut
antara lain ;
1. Amandemen
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2. Penghapusan
Doktrin Dwi Fungsi angkatan bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
3. Penegakan
supremasi Hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta pemberantasan
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
4. Desentralisasi
dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (Otonomi Daerah)
5. Mewujudkan
kebebasan pers
6. Mewujudkan
kehidupan Demokrasi
Hari
ini tepat 17 tahun sudah Reformasi Bergulir perubahan dari seluruh aspek
kehidupan Berbangsa dan bernegara sudah dapat kita rasakan secara nyata, namun
yang menjadi pertanyaan besar & intropeksi hari ini adalah apakah kondisi
yang dirasakan Bangsa hari ini adalah lebih baik dari masa sebelumnya (orde
baru), ataukah jauh dari harapan yang digaungkan pada masa 98 dahulu.
Pertanyaan ini tentunya berdasar ketika melihat kondisi Bangsa kita hari ini.
Produk
dari Reformasi 98 yang melahirkan sebuah tatanan Demokrasi yang kita rasakan
saat ini masih menimbulkan banyak persoalan kompleks yang tidak tahu dimana
ujung dan pangkalnya. permasalahan korupsi, apakah sekarang pasca reformasi
permasalahan korupsi hilang di Bangsa ini jawabannya adalah tidak yang ada
adalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme telah menggrogoti seluruh sendi-sendi
kehidupan, koruptornya pun beragam dari kelas kecil, menengah sampai kelas
atas. Penegakan supermasi hukum hari ini pun masih dipertanyakan telah
dibuktikan berapa banyak penegak hukum yang melakukan tindakan penyelewengan
terhadap hukum hingga melakukan tindakan melanggar hukum.
Berbicara
tentang otonomi daerah pun masih menimbulkan persoalan, hari ini berapa banyak
kepala daerah yang ditangkap karena korupsi atas nama kebijakan sebagai
pemangku jabatan daerah. Konflik horizontal terhadap pemekaran daerah yang
dipolitisasi oleh segelintir orang, belum lagi masalah ketidakharmonisan antar
petinggi daerah misalnya antar Gubernur dan Bupati dikarenakan perbedaan dalam
memandang suatu kebijakan yang akhirnya tak jarang menimbulkan egosentrisme
diri dan lembaga. Ketidakharmonisan antar lembaga beberapakali juga sempat
terjadi di TNI dan Polri yang dilakukan oknum-oknumnya yang bertikai dengan
masalah dan motif yang berbeda-beda hal ini tidak kita jumpai saat masa Orde
baru. Kebebasan pers dan Independensi media dalam era reformasi juga masih
menjadi pertanyaan. Ketika Media dan politik hari ini menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan, mayoritas pemilik media adalah para aktor dan tokoh
politik. yang menjadi dampak adalah masyarakat dijejali oleh perang berita
antar media, penggiringan opini yang memberikan konteks dan konten yang
berbeda-beda dari setiap media, media tidak lagi menjadi control of sosial namun ikut menjadi interest group, media sangat berpengaruh dalam menciptakan opini
publik hingga dapat membentuk suatu persepsi masyarakat untuk bersikap.
Tentulah
permasalahan yang disebutkan ini hanya segelintir dari sekian banyaknya problem
yang dihadapi Bangsa kita hari ini. Demokrasi yang kita rasakan hari ini belum
banyak memberikan dampak terhadap pembenahan Bangsa ke Arah yang lebih baik,
Reformasi 1998 memberikan banyak Pekerjaan Rumah terhadap Bangsa yang masih
berkembang ini. Pembenahan terhadap sistem Pendidikan, Budaya ,sosial, politik
dan ekonomi haruslah bersinergi agar segenap Bangsa ini dapat bangkit merasakan buah dari
Demokrasi.(yks)
Tidak ada komentar:
Write $type={blogger}Terimakasih atas partisipasinya
regards
mata reality