22 Februari 2017

FUNGSIONALISASI LEBIH PENTING DARI PADA TERMAKAN GENGSI

Oleh : Aldhora Reginald Natha
Mata Reality || Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan yang cukup baik sumberdaya
manusia maupun sumberdaya alam. Indonesia memiliki masyarakat yang sangat beraneka ragam (multikulur), ras Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, maupun ras Cina yang sudah banyak menetap atau menjadi WNI di negeri tercinta ini. Penduduk Indonesia sudah mencapai jumlah 261.890.90 jiwa (www.bps.go.id), itu merupakan jumlah yang sangat banyak dan merupakan penduduk dan masyarakat ke-4 terbanyak di dunia. Seyogyanya, masyarakat Indonesia atau lebih spesifiknya insan Sumatera (Kota Bengkulu) lebih berkecenderungan memilih benda expensive and luxurious ketimbang benda simple and fungsionalis (kemakan gengsi).
Kamus besar bahasa Idonesia mengartikan fungsionalisasi merupakan pemfungsionalan sesuatu yang akan menjadi berfungsi. Asas kebermanfaatan mempunyai peran lebih terhadap kehidupan kita. Sekelompok insan Barat berdialektika benda yang benilai expensive and luxurious lebih berharga dari pada benda yang bernilai cheap and simple. Sekelompok insan Timur pun berdialektika pula benda yang bernilai ordinary and simple itu lebih memuaskan hati, setelah melakukan dialektika bersama sahabat-sahabat saya malam tadi, yang bernama Roryan Keiza, Haqi Ardianto, Paras Firdaus, Andry, dan orang yang kami tuakan disitu sebut sajalah beliau bernama Pak hebat, saya berprespektif sesungguhnya pemfungsionalan benda itu sendiri lebih penting dari pada kita lebih memandang nilai benda tersebut.
Di era mutakhir ini sesungguhnya 80%  insan kota Bengkulu lebih berkecendrungan ke arah insan Barat yang sudah dibahas atas, kalo di sini saya artikan benda tersebut sama dengan sebuah peraturan maka munculan asas lex posteriori derogat lex priori (peraturan yang paling baru melumpuhkan peraturan yang lama) walaupun peraturan tesebut sederajat (fungionalisasinya). Thomas Aquinas menyatakan seseorang insan memiliki akal yang memumpumi, seyogyanya seorang insan memiliki akal yang tak terbatas, kita semua bisa berfikir apa yang kita ingin fikirkan (hukum alam rasional), dan yang membatasi fikiran kita itu merupakan diri kita sendiri. (Sidharta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum).
Fungsionalkanlah benda apapun yang kita punya, jangan melihat dari bentuk, jenis, maupun nilai barang tersebut, tetapi lihatlah fungsionalisasi dari benda yang kalian memiliki, selama benda tersebut masih memiliki fungsi yang teramat banyak maka pergunakanlah. Hidup bukan soal materi maupun immateri tetapi soal bagaimana kita berproses untuk mempergunakan apapun yang ada. Hidup kemakan gengsi ketam aja lo!!!.
Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ( Surat At-tin ayat 4 ), لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ, Demikianlah Allah SWT menerangkan ayat-ayatnya kepadamu supaya kamu berfikir (surat Al-Baqarah ayat 219) , كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ.






Tidak ada komentar:
Write $type={blogger}

Terimakasih atas partisipasinya

regards

mata reality

TRENDING TOPIK

Pentingnya Organisasi Kepemudaan dalam Membangun Bangsa

Organisasi kepemudaan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pelembagaan kepemudaan dan memperkuat identitas nasional di Indonesi...