Oleh : Verdi Dwiansyah
Apa yang di ungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama Ir. Soekarno pada masa pergolakan PKI di era 1960an, bukanlah sesuatu yang tidak berarti. Desakan pembubaran terhadap HMI yang di gaungkan oleh PKI pada masa itu justru di tolak mentah-mentah oleh Bung Karno. Dengan penuh ketegasan Bung Karno mengatakan bahwa HMI adalah Organisasi Mahasiswa yang Progresif dan Revolusioner sehingga tidak ada alasan bagi Bung Karno pada waktu itu untuk membubarkan HMI. Seiring perjalanan waktu PKI lah yang akhirnya di bubarkan dan HMI terus hidup serta membuktikan Eksistensinya hingga saat ini.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan pada awal masa kemerdekaan Republik Indonesia 5 februari 1947 yang berawal dari pemikiran seorang Lafran Pane seorang pejuang dan pemikir pada masa nya. Dengan dua visi utama yaitu untuk mensyiarkan ajaran Islam dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia serta mengangkat derajat Bangsa Indonesia dimata Dunia. Melalui harapan besar tersebut HMI sudah berkomitmen sejak awal berdirinya untuk menjadi Tulang punggung bagi bangsa dan negara melalui kader-kader yang dihasilkannya.
Memasuki 67 tahun HMI membuktikan eksistensinya yang terus hidup beriringan dengan perubahan Fase-fase pada kehidupan bangsa bernegara mulai dari masa pergolakan memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia diawal kemerdekaan 1940an, masa pemeritahan orde baru, masa pemerintahan Orde lama hingga pada masa di gulirkannya Reformasi pada 1998 yang memasuki babak baru kehidupan Demokrasi yang kita rasakan dewasa ini. Tentunya apa yang sudah di lewati HMI terhadap masa-masanya menuaikan cerita yang panjang yang penuh dengan "warna". Jika Himpunan ini merupakan sosok manusia di usia 67 tahun ini merupakan masa-masa memasuki kesenjaan.
Nilai Independensi yang melandasi HMI dalam berjuang yang hanya berpihak terhadap kebenaran itulah yang membuat HMI tetap hidup hingga saat ini. Hanya saja pertanyaannya apakah nafas Independensi tersebut masih menjadi nafas bagi segenap kader pada saat ini? itulah yang masih menjadi tanda tanya besar, yang perlu dijawab oleh segenap lapisan kader HMI di seluruh penjuru tanah air.
Kita saat ini seakan terhanyut dalam ruang fase-fase kejayaan HMI di masa lalu yang telah di torehkan kader-kader pada masanya. Itulah yang kita rasakan di dalam ruang proses berkader saat ini. Hal itu tidak menjadi sebuah persoalan ketika apa yang sudah di torehkan pada masa lalu dapat dijadikan sebagai sebuah motivasi dalam menciptakan arah dan langkah terhadap gerakan HMI kedepan. Namun nampaknya hal tersebut masih terasa sulit dirasakan jika melihat kondisi HMI hari ini dimana gerakan yang Progres itu masih terasa seakan menjauh.
Permasalahan-permasalahan klasik seperti keaktifan kader, loyalitas, dan militansi masih menjadi topik pembahasan utama dalam setiap tingkatan HMI baik dari tingkatan Pengurus Besar hingga ketataran Komisariat. Hal ini menjadi sesuatu yang Krusial ketika solusi-solusi yang di tawarkan tetap belum dapat menyelesaikan problem yang ada. Jika permasalahan-permasalahan ditataran Internal tersebut tetap tidak dapat terselesaikan maka himpunan ini akan terus statis, tidak progresif dan tidak mungkin akan melahirkan kader-kader yang dapat "berguna" bagi masyarakat.
HMI saat ini memasuki Era Globalisasi dengan perkembangan-perkembangan yang semakin berkembang dari hari kehari. Jika melihat fenomena ini patutlah kita berfikir bahwa Perjuangan Kader dalam memperjuangkan kebenaran saat ini bukan lagi melalui Senjata pada masa awal kemerdekaan ataupun hanya terpaku pada gerakan-gerakan demonstratif yang di gaungkan pada masa lampau .
Pemikiran terhadap alat perjuangan "baru" di era saat ini hendaknya menjadi sebuah bahan untuk didiskusikan oleh segenap kader HMI pada setiap tingkatan sehingga formulasi yang dihasilkan dalam gerakan kedepan nantinya dapat sesuai dengan zaman yang di lalui. Sudah saatnya kita bangkit dan memulai Gerakan ini dengan penuh kesadaran. Bersama-sama kita berjuang dalam mewujudkan masyarakat Adil Makmur yang di Ridhoi Allah SWT.
"HMI Tidak akan saya Bubarkan, karena HMI adalah Organisasi pergerakan Mahasiswa yang Progresif Revolusioner (Bung Karno Presiden RI Pertama) "
Apa yang di ungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama Ir. Soekarno pada masa pergolakan PKI di era 1960an, bukanlah sesuatu yang tidak berarti. Desakan pembubaran terhadap HMI yang di gaungkan oleh PKI pada masa itu justru di tolak mentah-mentah oleh Bung Karno. Dengan penuh ketegasan Bung Karno mengatakan bahwa HMI adalah Organisasi Mahasiswa yang Progresif dan Revolusioner sehingga tidak ada alasan bagi Bung Karno pada waktu itu untuk membubarkan HMI. Seiring perjalanan waktu PKI lah yang akhirnya di bubarkan dan HMI terus hidup serta membuktikan Eksistensinya hingga saat ini.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan pada awal masa kemerdekaan Republik Indonesia 5 februari 1947 yang berawal dari pemikiran seorang Lafran Pane seorang pejuang dan pemikir pada masa nya. Dengan dua visi utama yaitu untuk mensyiarkan ajaran Islam dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia serta mengangkat derajat Bangsa Indonesia dimata Dunia. Melalui harapan besar tersebut HMI sudah berkomitmen sejak awal berdirinya untuk menjadi Tulang punggung bagi bangsa dan negara melalui kader-kader yang dihasilkannya.
Memasuki 67 tahun HMI membuktikan eksistensinya yang terus hidup beriringan dengan perubahan Fase-fase pada kehidupan bangsa bernegara mulai dari masa pergolakan memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia diawal kemerdekaan 1940an, masa pemeritahan orde baru, masa pemerintahan Orde lama hingga pada masa di gulirkannya Reformasi pada 1998 yang memasuki babak baru kehidupan Demokrasi yang kita rasakan dewasa ini. Tentunya apa yang sudah di lewati HMI terhadap masa-masanya menuaikan cerita yang panjang yang penuh dengan "warna". Jika Himpunan ini merupakan sosok manusia di usia 67 tahun ini merupakan masa-masa memasuki kesenjaan.
Nilai Independensi yang melandasi HMI dalam berjuang yang hanya berpihak terhadap kebenaran itulah yang membuat HMI tetap hidup hingga saat ini. Hanya saja pertanyaannya apakah nafas Independensi tersebut masih menjadi nafas bagi segenap kader pada saat ini? itulah yang masih menjadi tanda tanya besar, yang perlu dijawab oleh segenap lapisan kader HMI di seluruh penjuru tanah air.
Kita saat ini seakan terhanyut dalam ruang fase-fase kejayaan HMI di masa lalu yang telah di torehkan kader-kader pada masanya. Itulah yang kita rasakan di dalam ruang proses berkader saat ini. Hal itu tidak menjadi sebuah persoalan ketika apa yang sudah di torehkan pada masa lalu dapat dijadikan sebagai sebuah motivasi dalam menciptakan arah dan langkah terhadap gerakan HMI kedepan. Namun nampaknya hal tersebut masih terasa sulit dirasakan jika melihat kondisi HMI hari ini dimana gerakan yang Progres itu masih terasa seakan menjauh.
Permasalahan-permasalahan klasik seperti keaktifan kader, loyalitas, dan militansi masih menjadi topik pembahasan utama dalam setiap tingkatan HMI baik dari tingkatan Pengurus Besar hingga ketataran Komisariat. Hal ini menjadi sesuatu yang Krusial ketika solusi-solusi yang di tawarkan tetap belum dapat menyelesaikan problem yang ada. Jika permasalahan-permasalahan ditataran Internal tersebut tetap tidak dapat terselesaikan maka himpunan ini akan terus statis, tidak progresif dan tidak mungkin akan melahirkan kader-kader yang dapat "berguna" bagi masyarakat.
HMI saat ini memasuki Era Globalisasi dengan perkembangan-perkembangan yang semakin berkembang dari hari kehari. Jika melihat fenomena ini patutlah kita berfikir bahwa Perjuangan Kader dalam memperjuangkan kebenaran saat ini bukan lagi melalui Senjata pada masa awal kemerdekaan ataupun hanya terpaku pada gerakan-gerakan demonstratif yang di gaungkan pada masa lampau .
Pemikiran terhadap alat perjuangan "baru" di era saat ini hendaknya menjadi sebuah bahan untuk didiskusikan oleh segenap kader HMI pada setiap tingkatan sehingga formulasi yang dihasilkan dalam gerakan kedepan nantinya dapat sesuai dengan zaman yang di lalui. Sudah saatnya kita bangkit dan memulai Gerakan ini dengan penuh kesadaran. Bersama-sama kita berjuang dalam mewujudkan masyarakat Adil Makmur yang di Ridhoi Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Write $type={blogger}Terimakasih atas partisipasinya
regards
mata reality