25 Desember 2023

Pentingnya Organisasi Kepemudaan dalam Membangun Bangsa

Organisasi Kepemudaan


Organisasi kepemudaan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pelembagaan kepemudaan dan memperkuat identitas nasional di Indonesia. Organisasi kepenudaan mampu membantu mengembangkan potensi kepemudaan untuk pemberdayaan generasi muda, serta mendorong mereka untuk terlibat aktif dalam membangun bangsa.

Melalui kegiatan-kegiatan yang dirancang khusus untuk pembinaan, pengembangan diri, dan partisipasi di berbagai bidang, organisasi kepemudaan adalah wadah yang tepat bagi pemuda dalam mengeksplorasi bakat dan minat mereka. Selain itu, organisasi kepemudaan juga mampu meningkatkan keterampilan sosial, pemecahan masalah, dan berkomunikasi yang berguna untuk kehidupan masa depan.

Ini adalah alasan mengapa penting bagi pemuda untuk bergabung dengan organisasi kepemudaan dan melibatkan diri dalam kegiatan pengembangan diri yang tersedia di organisasi tersebut. Selain memperbesar jaringan dan mempelajari banyak hal, pemuda dapat terlibat dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa.

Yang Harus Dilakukan:

  • Bergabung dengan organisasi kepemudaan membantu mengembangkan potensi kepemudaan
  • Organisasi kepemudaan memiliki peran dalam pemberdayaan generasi muda
  • Pembinaan kepemudaan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan organisasi kepemudaan
  • Organisasi kepemudaan memfasilitasi pengembangan keterampilan dan karakter pemuda
  • Peran organisasi kepemudaan penting dalam pengembangan bangsa

Manfaat Organisasi Kepemudaan untuk Pengembangan Potensi Kepemudaan

Organisasi kepemudaan adalah wadah yang tepat bagi pemuda untuk mengembangkan potensi diri. Dalam organisasi kepemudaan, pemuda dapat mengeksplorasi berbagai bidang seperti kepemimpinan, keterampilan sosial, pemecahan masalah, dan komunikasi yang berguna untuk kehidupan masa depan. Sebagai contoh, dalam organisasi kepemudaan, pemuda dapat belajar untuk berkompromi dan memahami sudut pandang orang lain. Hasilnya, kemampuan negosiasi mereka meningkat dan mereka mampu mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif. Selain itu, organisasi kepemudaan juga memberikan kesempatan untuk membangun jaringan, bersosialisasi, dan terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri serta masyarakat.

Dengan bergabung dalam organisasi kepemudaan, pemuda dapat mengasah keterampilan mereka dan memperoleh pengalaman berharga dalam memimpin dan mengorganisir kegiatan. Selain itu, dalam organisasi kepemudaan, pemuda juga dapat menemukan mentor dan teman sebaya yang mendukung perkembangan pribadi mereka.

Melalui kegiatan dan program organisasi kepemudaan, pemuda dapat meningkatkan keterampilan teknis dan interpersonal, mengembangkan bakat, serta mengenali potensi diri mereka dengan lebih baik. Semua manfaat tersebut dapat membantu pemuda untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja atau meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Potensi yang Dapat Dikembangkan dalam Organisasi Kepemudaan

Keterampilan yang dapat dikembangkanDeskripsi
KepemimpinanPemuda dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan melalui kegiatan organisasi kepemudaan seperti memimpin proyek atau kegiatan sosial. Mereka dapat belajar untuk berkomunikasi dengan efektif, menginspirasi orang lain, serta membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit
Keterampilan sosialPemuda dapat meningkatkan kemampuan dalam bergaul dan bekerja sama dengan orang lain, mengambil tanggung jawab, dan belajar untuk beradaptasi pada lingkungan yang baru
Pemecahan masalahPemuda dapat belajar untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi kreatif, dan mengimplementasikan tindakan yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut
KomunikasiPemuda dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal seperti menulis email yang profesional, memberikan presentasi, serta mengirim pesan yang jelas dan efektif

Dapat kita lihat bahwa organisasi kepemudaan memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan potensi kepemudaan. Keanggotaan dalam organisasi kepemudaan akan membuka pintu ke berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat membantu pemuda menjadi individu yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Peran Organisasi Kepemudaan dalam Pemberdayaan Kepemudaan

Organisasi kepemudaan memegang peran penting dalam memberdayakan generasi muda. Terlebih di era globalisasi seperti saat ini, pemuda perlu didukung dan diberdayakan agar mampu berkompetisi dan berkontribusi positif terhadap pembangunan bangsa.

Peran utama organisasi kepemudaan adalah memberikan pelatihan dan pengembangan skill kepada anggotanya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam berbagai bidang. Selain itu, organisasi kepemudaan memberikan kesempatan bagi pemuda untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi yang berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan dan pemberdayaan kepemudaan.

Dengan demikian, organisasi kepemudaan mampu membawa dampak yang positif bagi pembangunan bangsa, terutama dalam menciptakan generasi muda yang aktif, berdaya saing, dan memiliki komitmen untuk membangun masa depan bangsa.

Pembinaan Kepemudaan melalui Organisasi Kepemudaan

Pembinaan kepemudaan menjadi hal penting untuk meningkatkan kualitas generasi muda. Organisasi kepemudaan menjalankan peranan penting dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembinaan kepemudaan.

Terdapat beberapa jenis organisasi kepemudaan yang dapat dipilih untuk pencarian program dan pembinaan kepemudaan terbaik. Seperti organisasi kepemudaan di bawah naungan pemerintah, organisasi kepemudaan di bawah naungan lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kepemudaan di bawah lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.

Organisasi kepemudaan terbaik adalah organisasi kepemudaan yang memiliki focus dan konsistensi dalam membina generasi muda. Pembinaan karakter serta penguatan nilai-nilai positif seperti solidaritas, toleransi, kemandirian, kepercayaan diri, dan lainnya menjadi hal yang diutamakan oleh organisasi kepemudaan terbaik.

Organisasi KepemudaanDeskripsi
Gerakan PramukaMerupakan gerakan kepanduan yang bertujuan untuk membina dan menempa karakter, bakat, dan potensi peserta didik yang berkaitan dengan kegiatan kepramukaan.
BIG REDMerupakan organisasi kepemudaan yang bertujuan mengembangkan kreativitas, keterampilan, serta karakter pemuda melalui kegiatan pelatihan dan pengembangan diri.
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)Organisasi kepemudaan yang berasaskan Islam dan Nahdlatul Ulama yang bertujuan membina generasi muda dalam semangat keislaman, kemandirian, dan pengabdian pada masyarakat.

Pembinaan kepemudaan yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan dapat dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan, pertemuan rutin, diskusi, studi kelompok, bakti sosial, dan kegiatan lainnya. Penting untuk memilih organisasi kepemudaan yang fokus pada aspek pembinaan kepemudaan dan melibatkan peserta dalam kegiatan yang bermanfaat dan berkembang.

Pengembangan Potensi Kepemudaan dalam Organisasi Kepemudaan

Organisasi kepemudaan menjadi wadah yang tepat bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi diri dan berkontribusi bagi bangsa. Dalam kegiatan-kegiatan organisasi kepemudaan, pemuda dapat mengasah keterampilan dan pengetahuan mereka melalui berbagai pelatihan, kegiatan sosialisasi, hingga pengabdian masyarakat.

Melalui pelatihan kepemimpinan, pemuda dapat meningkatkan keterampilan manajerial dan komunikasi yang berguna di masa depan. Sementara melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, pemuda diajarkan untuk lebih peka dan peduli terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga pemuda dapat menghasilkan inovasi-inovasi untuk kemajuan bangsa.

Contoh Kegiatan Organisasi Kepemudaan dalam Pengembangan Potensi Kepemudaan

Nama KegiatanTujuanDeskripsi
Pelatihan KepemimpinanMeningkatkan kemampuan kepemimpinanMengajarkan cara mengelola tim, mengambil keputusan, memecahkan masalah, hingga melakukan presentasi
Bakti SosialMeningkatkan kesadaran sosial di kalangan pemudaMembantu masyarakat dalam kegiatan sosial, seperti kerja bakti lingkungan, pengobatan massal, penyuluhan, dan sebagainya
MagangMengembangkan keterampilan dan pengalaman kerjaMagang di berbagai bidang, dari dunia usaha, pemerintahan, hingga kegiatan sosial. Magang ini membantu pemuda memahami dunia kerja dan mempersiapkan diri menuju karir yang lebih baik

Dari kegiatan-kegiatan di atas, pemuda dapat mengembangkan kemampuan, keterampilan, serta sikap yang berguna untuk masa depan. Organisasi kepemudaan juga merupakan tempat yang tepat untuk membangun jaringan, mengembangkan kreativitas, dan menajamkan visi. Oleh karena itu, mengikuti kegiatan-kegiatan di dalam organisasi kepemudaan menjadi langkah awal dari pembentukan karakter dan kualitas diri.

Keanggotaan dalam Organisasi Kepemudaan

Keanggotaan dalam organisasi kepemudaan merupakan langkah penting dalam membangun potensi diri dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Dalam organisasi kepemudaan, generasi muda dapat terlibat aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan budaya, serta memperluas jaringan dengan sesama anggota dan pemimpin organisasi.

Keanggotaan ini memungkinkan anggota untuk belajar dan mengembangkan keterampilan, seperti kepemimpinan, kreativitas, kembali sosial, dan pemecahan masalah, yang berguna dalam kehidupan masa depan. Selain itu, keanggotaan juga dapat membuka peluang dalam berbagai kegiatan pengembangan diri dan pemberdayaan kepemudaan yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan.

Sebagai anggota organisasi kepemudaan, kita memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam membentuk masa depan bangsa, dan membangun potensi diri, baik secara pribadi maupun sosial. Oleh karena itu, keanggotaan dalam organisasi kepemudaan sangat penting bagi generasi muda Indonesia.

Program dan Kegiatan Organisasi Kepemudaan

Organisasi kepemudaan memiliki peran penting dalam mengembangkan generasi muda Indonesia. Melalui berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan, organisasi kepemudaan membantu meningkatkan keterampilan dan partisipasi aktif generasi muda dalam pembangunan bangsa. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan:

  • Diskusi dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang isu-isu penting
  • Workshop dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan teknis dan sosial
  • Pertukaran pemuda dengan organisasi serupa di dalam dan luar negeri untuk mendapatkan pengalaman dan perspektif yang beragam
  • Kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran dan aksi dalam isu-isu sosial dan lingkungan
  • Kegiatan kebersamaan seperti kegiatan olahraga, seni dan budaya, dan program kreativitas lainnya

Kegiatan organisasi kepemudaan dirancang untuk memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi generasi muda, serta membantu meningkatkan partisipasi mereka dalam pembangunan bangsa. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan organisasi kepemudaan, pemuda dapat mengembangkan keterampilan dan kepribadian yang dapat membantu mereka dalam membangun masa depan yang sukses dan membanggakan

Mencari Organisasi Kepemudaan Terbaik

Bagi Anda yang tertarik untuk bergabung dengan organisasi kepemudaan, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menemukan organisasi kepemudaan yang terbaik untuk Anda. Beberapa faktor tersebut antara lain:

  • Komitmen terhadap pembinaan dan pengembangan potensi kepemudaan. Pastikan organisasi kepemudaan yang Anda pilih memiliki komitmen yang kuat dalam membina dan mengembangkan potensi kepemudaan.
  • Reputasi organisasi. Teliti reputasi organisasi kepemudaan sebelum Anda memutuskan untuk bergabung. Pastikan organisasi tersebut mempunyai rekam jejak yang baik dalam memberdayakan generasi muda.
  • Kecocokan dengan minat dan bakat pemuda. Pilih organisasi kepemudaan yang sesuai dengan minat dan bakat Anda. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk lebih aktif dan berkembang dalam organisasi tersebut.
  • Program-program yang ditawarkan. Pastikan organisasi kepemudaan yang Anda pilih memiliki program-program yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Carilah organisasi kepemudaan yang menyediakan pelatihan-pelatihan, kegiatan sosial, pertukaran pemuda, dan program-program lainnya yang berguna untuk pengembangan diri Anda.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, Anda dapat menemukan organisasi kepemudaan terbaik yang akan membantu Anda dalam membina dan mengembangkan potensi kepemudaan, serta memberdayakan generasi muda untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih baik.

Kontribusi dan Pengaruh Organisasi Kepemudaan terhadap Pembangunan Bangsa Indonesia

Organisasi kepemudaan memiliki peran penting dalam pemberdayaan generasi muda dalam membangun bangsa Indonesia. Melalui program dan kegiatannya, organisasi kepemudaan dapat membantu menciptakan generasi muda yang aktif, berdaya saing, dan memiliki komitmen untuk membangun masa depan bangsa.

Organisasi kepemudaan memberikan peluang dan kesempatan pada generasi muda untuk mengembangkan potensi diri dalam berbagai bidang, seperti kepemimpinan, keterampilan sosial, pemecahan masalah, dan komunikasi. Selain itu, organisasi kepemudaan juga memberikan akses pada generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi yang berkontribusi pada pembangunan bangsa.

Dalam pembinaan dan pengembangan potensi kepemudaan, organisasi kepemudaan turut memfasilitasi generasi muda agar memiliki pengetahuan yang memadai dan keterampilan yang diperlukan untuk meraih kesuksesan di masa depan. Selain itu, organisasi kepemudaan juga memperluas jaringan dalam rangka mendukung kemajuan dalam berbagai bidang.

Dengan pengaruh positif dari organisasi kepemudaan, generasi muda dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan bangsa dan memiliki peran penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, terlihat jelas betapa pentingnya organisasi kepemudaan dalam membantu pembangunan bangsa Indonesia. Melalui kegiatan dan program yang dilaksanakan, organisasi kepemudaan mampu memberikan berbagai manfaat bagi para pemuda dalam mengembangkan potensi diri dan karakter yang baik.

Tak hanya itu, organisasi kepemudaan juga memiliki peran penting dalam memberdayakan generasi muda agar dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dalam mencari organisasi kepemudaan terbaik, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor seperti komitmen organisasi terhadap pembinaan dan pengembangan potensi kepemudaan, serta program-program yang ditawarkan sesuai dengan minat dan bakat para pemuda.

Dengan terlibat dalam organisasi kepemudaan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan program yang ditawarkan, generasi muda Indonesia dapat memperoleh pengalaman dan keterampilan yang berguna untuk kehidupan masa depannya, serta memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa. Mari berjuang bersama sebagai generasi muda Indonesia yang tangguh dan berdaya saing tinggi untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera!

FAQ

Apa pentingnya organisasi kepemudaan dalam membantu pembangunan bangsa Indonesia?

Organisasi kepemudaan memiliki peran penting dalam membantu pembangunan bangsa Indonesia. Melalui organisasi kepemudaan, generasi muda dapat terlibat aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi yang berkontribusi pada pembangunan dan pemberdayaan kepemudaan.

Apa manfaat bergabung dengan organisasi kepemudaan?

Bergabung dengan organisasi kepemudaan memiliki berbagai manfaat. Pemuda dapat mengembangkan potensi diri, seperti kepemimpinan, keterampilan sosial, pemecahan masalah, dan komunikasi yang berguna untuk kehidupan masa depan. Selain itu, bergabung dengan organisasi kepemudaan juga memberikan kesempatan untuk memperluas jaringan dan mendapatkan pengalaman yang berharga.

Apa peran organisasi kepemudaan dalam pemberdayaan generasi muda?

Organisasi kepemudaan memiliki peran penting dalam pemberdayaan generasi muda. Mereka memberikan pelatihan, pengembangan skill, serta kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi yang berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan dan pemberdayaan kepemudaan.

Bagaimana organisasi kepemudaan melakukan pembinaan kepemudaan?

Organisasi kepemudaan melakukan pembinaan kepemudaan melalui berbagai bentuk kegiatan. Mereka memberikan pelatihan, pengembangan karakter, serta memfasilitasi pemuda dalam mengembangkan potensi diri dan nilai-nilai positif. Pembinaan ini bertujuan untuk membantu generasi muda menjalani kehidupan yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi bangsa.

Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam organisasi kepemudaan?

Organisasi kepemudaan memiliki berbagai kegiatan, seperti diskusi, seminar, workshop, pertukaran pemuda, kampanye sosial, dan kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman serta meningkatkan partisipasi aktif generasi muda dalam pembangunan bangsa dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan mereka.

Mengapa keanggotaan dalam organisasi kepemudaan penting?

Keanggotaan dalam organisasi kepemudaan penting karena memungkinkan generasi muda untuk terlibat aktif, belajar dari sesama anggota, dan memperluas jaringan serta peluang dalam membangun keahlian dan keterampilan. Keanggotaan ini juga memberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan memperdalam pemahaman mereka tentang isu-isu sosial, politik, dan ekonomi.

Bagaimana mencari organisasi kepemudaan terbaik?

Untuk mencari organisasi kepemudaan terbaik, pertimbangkan faktor-faktor seperti komitmennya terhadap pembinaan dan pengembangan potensi kepemudaan, reputasi organisasi, kecocokan dengan minat dan bakat pemuda, serta program-program yang ditawarkan. Cari organisasi yang memungkinkan pemuda untuk berkembang dan memberikan dukungan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pribadi Anda.

Apa kontribusi dan pengaruh positif organisasi kepemudaan terhadap pembangunan bangsa Indonesia?

Organisasi kepemudaan memberikan kontribusi dan pengaruh positif terhadap pembangunan bangsa Indonesia. Melalui program dan kegiatan organisasi kepemudaan, pemberdayaan kepemudaan dapat tercapai. Hal ini membantu menciptakan generasi muda yang aktif, berdaya saing, dan memiliki komitmen untuk membangun masa depan bangsa.

Apa kesimpulan dari artikel ini?

Dalam artikel ini, telah dibahas mengenai pentingnya organisasi kepemudaan, manfaatnya dalam pengembangan potensi kepemudaan, peran dan kegiatan yang dilakukan, serta kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa Indonesia. Organisasi kepemudaan memiliki peran penting dalam membantu pembangunan bangsa dan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkembang dan berkontribusi.

22 Februari 2017

FUNGSIONALISASI LEBIH PENTING DARI PADA TERMAKAN GENGSI

Oleh : Aldhora Reginald Natha
Mata Reality || Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan yang cukup baik sumberdaya

09 Desember 2016

RESOLUSI KONFLIK TAMBANG BENGKULU


Oleh : HMI Cabang Bengkulu


Mata Reality || Secara umum, proses pertambangan terbagi atas 4 tahapan, yakni tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasional produksi dan tahap pasca produksi.

08 Desember 2016

Recruitment VS Basic Training (Latihan Kader I)



 Benny Putra ( Dirut BPL Cabang Bengkulu periode 2015-2016)
Mata Reality || Istilah Recruitment seringkali kita pahami sebagai proses langkah awal seseorang untuk masuk dan bergabung kedalam sebuah organisasi atau perusahaan, atau sebuah sistem penerimaan yang dibuat organisasi atau perusahaan untuk mendapakkan anggota baru dan mengisi kekosongan posisi berdasarkan kebutuhan organisasi atau perusahaan. Latihan Kader 1 adalah sebuah jenjang training awal di Himpunan mahasiswa Islam ( kemudian disebut HMI), yang bertujuan membentuk pola pikir, sikap dan karakter mahasiswa muslim ( calon ) anggota HMI. Seringkali kita (anggota HMI) memaknai bahwasanya Latihan Kader 1 sebagai proses “perubahan sikap” calon anggota HMI. Padahal proses tersebut juga berlaku bagi seluruh pengelola training ( panitia, pengurus, dan steering commite ). Dalam konteks ini, Latihan Kader 1 bukan hanya berbicara tentang

07 Desember 2016

UANG KULIAH TUNGGAL



Oleh : M.Yudha Iasa Ferrandy
Mata Reality  -  Andai boleh tanya pada teman-teman, apakah tahu hakikat dari Perguruan Tinggi?
Pada dasarnya hakikat dari Perguruan Tinggi adalah Sumber Daya Manusianya, ialah Mahasiswa, bukanlah Kampusnya. Dalam hal ini bukan semata-mata tidak menganggap eksistensi kampus, tapi ada tidaknya bahkan maju atau turunnya sebuah Perguruan Tinggi sangatlah “bergantung” pada kualitas Mahasiswanya. Mengedepankan kualitas Mahasiswa berarti harus siap memfasilitasi kebutuhan dan kepentingannya dalam menggapai ilmu.

06 Desember 2016

Masihkah HMI?




 
Oleh : Benny Putra 
Mata Reality || Himpunan Mahasiswa Islam atau lebih familiar dikenal HMI yang di dalamnya terhimpun mahasiswa-mahasiswa muslim ( yang bukan hanya beragama dan mendalami Islam tetapi menjalankan dan mensyiarkan Islam ), yang didalamnya terhimpun mahasiswa yang mempunyai

11 November 2016

Aksi Peringatan Hari Pahlawan Kelompok CIPAYUNG PLUS.




MATA REALITY || Bengkulu 10 November 2016, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda kelompok CIPAYUNG yang terdiri dari OKP ( HMI, PMII, PMKRI, GMKI, dan GMNI ) dan BEM se-Kota Bengkulu ( BEM UMB, dan BEM IAIN ) menggelar aksi damai di depan kantor DPRD dan kantor Gubernur yang dilanjutkan dengan upara peringatan di Taman Makam Pahalwan. Dalam orasinya kelompok CIPAYUNG PLUS menuntut pemerintah untuk menindak tegas permasalahan Hak Asasi Manusia ( HAM ), konflik agraria, permasalahan lingkungan, dan pnegakan kode etik dikalangan aparatur Negara. Aksi digelar mulai pukul 10.00 WIB dan berakhir dengan damai pada pukul 13.00 WIB yang kemudian dilanjutkan dengan upacara peringatan Hai Pahlawan di Taman Makam Pahlawan pada pukul 14.30 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB. ( Red. )









24 Oktober 2016

PERNYATAAN SIKAP HMI CABANG BENGKULU TERHADAP KASUS WARGA DENGAN PT. DDP DI KABUPATEN MUKOMUKO




Salam sejahtera buat kita semua, saya Niko Ryoza Oscar Ketua Umum HmI Cabang Bengkulu mewakili segenap rekan-rekan dari HmI Cabang Bengkulu, dengan ini mengajak saudara-saudara, adik sanak dan mengajak bapak ibu sekalian untuk turut mendukung agar majelis hakim yang menyidangkan kasus Bapak Poniran dan ibu Manisem di Pengadilan Negeri Arga Makmur Provinsi Bengkulu agar dapat memutus perkara tersebut dengan seadil-adilnya. Bahwasannya dengan perkara tersebut kami melihat ada banyak kejanggalan, salah satunya adalah mengenai objek perkara yang diperkarakan terhadap Bapak Poniran dan Ibu Manisem itu sebanyak 820 Kg Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, jika dikonversikan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat ini berkisar Rp. 1.200 (seribu dua ratus rupiah), maka nilai jual tandan buah segar tersebut hanya berkisar satu juta rupiah. Kejanggalannya pertama adalah berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP, Pasal 2 ayat (2) untuk perkara pencurian dengan objek perkara dibawah Rp. 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah) itu harus dilakukan dengan acara cepat dan hakim tunggal, namun pada kenyataannya pada kasus Bapak poniran dan Ibu Manisem diselenggarakan dengan acara biasa dan 3 orang majelis hakim. Ini adalah sebuah kesalahan.
Bapak Poniran dan Ibu Manisem telah diduga mengambil tandan buah segar secara berulang-ulang. Pertanyaan yang muncul, apakah mereka benar sedang mencuri ??? buah sawit tersebut merupakan tanaman yang mereka tanam sendiri. Kemudian PT.DDP (Daria Dharma Pratama) itu hanyalah melakukan perjanjian sepihak dengan PT. BBS (Bina Bumi Sejahtera) walaupun itu dilakukan didepan hadapan notaris, tetapi berdasarkan Pasal 16 Ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, bahwa setiap peralihan Hak Guna Usaha harus didaftarkan kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kenyataannya Berdasarkan keterangan ahli yang dihadirkan dalam persidangan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), BPN tidak pernah mendapatkan laporan bahwa peralihan Hak Guna Usaha ini telah didaftarkan di BPN baik dari PT. BBS ataupun dari PT. DDP.


Kejanggalan yang kedua, bahwa hak PT. DDP untuk melaporkan bapak Poniran dan Ibu Manisem, padahal semenjak Tahun 1997 mereka telah bercocok tanam dan menggarap lahan. Tahun 2008 Bapak Poniran dan Ibu Manisem itu sudah menanam kelapa sawit di lahan itu, sedangkan PT. DDP baru di tahun 2011 mulai akan menggarap lahan itu melalui perjanjian pinjam pakai yang diperkuat dengan perjanjian jual beli dihadapan notaris. Kejanggalannya adalah walaupun mereka melakukan peralihan HGU dihadapan Notaris, tetapi berdasarkan PP No. 40 Tahun 1996 harus didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Ini adalah kejanggalan-kejanggalan yang terlihat dalam kasus ini, maka dari itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkuludengan tegas menyatakan sikap bahwa majelis hakim yang menyidangkan Bapak Poniran dan Ibu Manisem harus memutus perkara ini dengan seadil-adilnya sesuai dengan rasa kemanusiaan yang berlaku ditengah-tengah masyarakat, majelis hakim harus mempertimbangkan rasa kemanusiaan mereka selaku warga negara. Dengan demikian HMI Cabang Bengkulu atas apa yang diutarakan ini secara tulus kami sampaikan dapat dijabah oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dan kami dengan ini secara tegas akan melakukan aksi untuk mengawal dan membantu Bapak Poniran dan Ibu Manisem mendapatkan putusan yang seadil-adilnya sesuai rasa kemanusiaan yang ada


10 Oktober 2016

Merenungkan Pelaksanaan Training-Training HMI; Upaya mengembalikan Kerangka Dasar Arah Perkaderan




Belum lama ini HMI begitu disibukkan dengan pernyataan Saut Situmorang yang dirasa merusak Citra HMI sebagai Lembaga. Sehingga kita melihat disana-sini HMI melakukan aksi turun kejalan dan juga melalui media massa untuk memberikan tekanan terhadap Saut yang telah menyinggung perasaan Kader-Kader HMI diseluruh Indonesia. HMI menuntut agar Saut meminta maaf atas tuduhannya terhadap Perkaderan HMI yang disampaikannya melalui salah satu televisi Swasta. Terlepas dari sikap HMI untuk melakukan perlawanan atas pernyataan Saut ini, Saya yang merupakan salah satu dari sekian banyak Kader HMI, selain sepakat terhadap sikap HMI, Saya menginginkan agar HMI juga melakukan introspeksi terhadap Perkaderan-nya kalau-kalau memang perlu ada yang kita benahi dalam sistem perkaderan organisasi tercinta ini.
Sering kita mendengar jika Perkaderan HMI dengan seluruh pernak-perniknya  sulit untuk di generalisasikan dalam suatu pengertian yang sederhana tetapi secara sepintas mencakup keseluruhan. Sehingga sering muncul asumsi bahwa sebagian dari kalangan HMI yang lebih konsen dalam soal perkaderan terkhusus dalam training-training formal HMI, masih belum clear pemahamannya mengenai Perkaderan itu sendiri. Hal ini sangat wajar dirasakan, sebabnya rentang waktu ber-HMI sungguh singkat, satu periode kepengurusan untuk masing-masing jenjangnya hanya satu tahun, hanya Periode kepengurusan setingkat PB HMI yang masa kepengurusannya 2 tahun, dan dalam waktu yang singkat itu, kader HMI harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui lebih banyak mengenai HMI dan bagaimana memahami sistem Perkaderannya secara keseluruhan, disamping mereka harus melaksanakan amanah kepengurusan yang telah dituangkan dalam program kerja yang terkadang menyita waktu, sehingga fokus untuk memahami Perkaderan HMI secara utuh tidak sepenuhnya sinergi dengan amanah program kerja, belum lagi berbicara status mereka sebagai Mahasiswa, tentu selain itu mereka juga diwajibkan untuk memenuhi amanah perkuliahannya masing-masing. Untuk itu perlu kiranya memberikan pemahaman yang singkat namun setidaknya dapat memberikan pemahaman secara garis besar atau setidaknya dapat mengantarkan kepada pemahaman mengenai perkaderan HMI secara lebih komprehensif, sehingga harapannya dapat dijadikan acuan dalam memahami arah perkaderan HMI. Sebabnya, Pedoman Perkaderan HMI yang berdasarkan Konstitusi (hasil-hasil Kongres) yang apabila diberikan kepada Kader HMI secara mentah-mentah untuk dipahami secara garis besar, niscaya mereka akan bingung sendiri untuk bagaimana memahaminya.
Membahas mengenai arah Perkaderan HMI[2] akan selalu dihadapkan dengan tujuan HMI yaitu terbinanya 5 kualitas insan Cita, (insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, yang bernafaskan Islam dan Bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang dirhidoi Allah Subhanahu wata’ala), namun kali ini saya akan memfokuskan diri untuk mencoba mengurainya pada pengertian kualitas terakhir, sebab seingat saya pada tingkat Komisariat dan Pengurus Cabang seringkali diskusi-diskusi mengenai 5 kualitas Insan cita, yang lebih banyak pembicaraannya pada 4 kualitas diawal, setidaknya dengan khazanah yang lain dapat mendekatkan Kader HMI kepada wawasan yang lebih utuh. Dalam moment tulisan ini saya akan berusaha menjelaskannya dalam Perspektif tujuan pada point; ,,,bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang dirhidoi Allah Subhanahu wata’ala, yang akan dikorelasikan dengan tujuan pada tiap jenjang training Formal HMI yaitu; Basic training, Intermediate Training, dan Advance Training. Dengan begitu harapannya kita dapat memiliki kerangka pikir untuk mewujudkan tujuan pada poin tersebut.
Pada jenjang Latihan Kader 1 (Basic Training) yang menjadi tujuan pada jenjang Latihan ini yaitu; Terbinanya Kepribadian Muslim[3],,,, terkadang (untuk kasus HMI Cabang Bengkulu) sering disederhanakan menjadi “adanya perubahan sikap” sehingga pada tahapan LK 1, semestinya lebih menekankan untuk bagaimana pada jenjang ini peserta Latihan diarahkan agar dapat mempunyai kepribadian Muslim[4], memang ada sedikit dilema, sebab, sering kali instruktur atau pengelola training lebih mengarahkan peserta untuk memiliki sifat kritis atau lebih cenderung mengarah kepada intelektualitas hal ini bisa dilihat jika tema-tema yang diangkat untuk LK 1 terkadang lebih cenderung mengangkat tema intelektualitas, yang mestinya mengangkat tema Muslim. Hal ini tentu baik dan bukanlah masalah yang berarti. Namun akan menjadi persoalan apabila terlalu menitik beratkan pada aspek intelektual, sebab, penekanan untuk menjadikan peserta agar dapat memiliki kepribadian muslim dikhawatirkan secara tidak sengaja telah kehilangan titik tekannya, atau setidaknya mengalahkan titik tekan agar Peserta memiliki kepribadian Muslim. Memang selain itu, untuk membentuk kepribadian muslim juga dipengaruhi oleh bagaimana budaya dikomisariat maupun ditingkat cabang dalam membina Kader. Kalau melihat dengan kacamata subyektif saya, pasca training LK1 bahwa ada indikasi penitik tekanan terhadap aspek intelektualitas yang kemungkinan mengalahkan titik tekan untuk membentuk kepribadian Muslim. Hal ini bisa kita lihat misalnya, pada saat setelah mengikuti Latihan Kader 1, sering kali ditemui jika anggota-anggota HMI berdiskusi hingga lupa sholat atau mungkin soal sholat tidak begitu menjadi perhatian.
Oleh karena itu, internalisasi nilai-nilai pada jenjang LK1 lebih menekankan pada Aspek terbinanya Kepribadian Muslim tanpa mengenyampingkan Aspek lainnya, sebab jika lebih mengedepankan Aspek intelektualitas pada jenjang LK 1, dilemanya adalah jika Kader HMI yang kebetulan hanya sempat mengikuti jenjang LK 1 dan Aspek Kepribadian Muslimnya belum “duduk” tentu yang akan menjadi kekhawatiran adalah pada saat menjadi Alumni, mereka memiliki kualitas wawasan intelektual namun sebagai kepribadian muslim masih setengah-setengah, sehingga tidak menutup kemungkinan setelah memasuki dunia kerja  oleh sebagian alumni HMI dapat saja cenderung membabi buta, misalnya melakukan  Korupsi merupakan hal yang wajar saja terjadi, sebab kualitas berkpribadian Muslimnya belum mumpuni. Hal ini mudah saja diterangkan, sebab segala bentuk peribadatan seperti Sholat, Puasa, dan lainnya, itu supaya kita merasakan kehadiran Tuhan dalam diri, sehingga kita merasa “diamat-amati” oleh Tuhan atau istilahnya transendensi diri, dalam Al-Quran dijelaskan bahwa “Sholat itu mencegah perbuatan Keji dan Mungkar” (Qs:Al-Ankabut:45) memang pada kenyataannya orang yang tidak sholat lebih mudah tergoda untuk melakukan perbuatan jahat ketimbang orang yang sholat, untuk itu dalam Kepribadian Muslim, Sholat merupakan indicator pertama[5].
Untuk hasil training yang maksimal tidak hanya ditentukan berdasarkan sistem pentrainingan yang ada, namun perlu menjadi catatan bahwa input Peserta untuk mengikuti training perlu pula di seleksi, nah pada bagian ini ada juga dilemanya bahwa selama ini (untuk Kasus HMI Cabang Bengkulu) input Peserta yang direkrut untuk mengikuti LK1 sering tidak diseleksi, sebabnya, pada saat menjelang LK1 peserta yang akan mengikuti training relatif sedikit, hingga sering kita mendengar jika rekan-rekan pengurus HMI mengatakan; “kalau mau disaring lagi Pesertanya, LK1-nya nanti bisa batal sebab tidak mungkin dilaksanakan tanpa peserta”. Disamping itu, Rekruitmen Peserta LK1 adalah siswa yang rata-rata belum lama menjadi Mahasiswa, mereka pada dasarnya adalah siswa SMA yang belum lama lulus, hal ini akan terkait juga bagaimana pendidikan dari mulai SD-SMA yang mereka dapati, sehingga jika sistem Pendidikan itu baik, tentu akan melahirkan alumni siswa-siswa yang baik pula secara komunal, namun kita dapati saat ini sistem pendidikan dari Mulai SD hingga SMA mendapati kritik disana-sini. Selanjutnya, setelah mulai menjadi Mahasiswa, mereka juga akan bersentuhan dengan sistem kampus dan sekaligus akan bersentuhan dengan budaya Mahasiswa pada masing-masing kampus tempat mereka berkuliah yang begitu banyak didapati persoalan, inilah yang menjadi profil calon-calon peserta LK1 dan sekaligus merupakan  kondisi-kondisi yang menyertai HMI dan tentu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kualitas anggota-anggota HMI pasca training terkhusus untuk jenjang LK1.
         Selanjutnya, pada jenjang intermediate atau LK 2 Aspek Penekanannya adalah membangun intelektualitas Kader, hal ini telah tercantum pada tujuan trainingnya; terbinanya Kader HMI yang mempunyai kemampuan Intelektual,,, nah, untuk jenjang ini, peroses penyaringannya lebih mudah untuk dilaksanakan sebab, berdasarkan pengalaman pada beberapa tahun terakhir melaksanakan LK 2 selalu dibanjiri oleh Peserta, tinggal lagi bagaimana konsistensi pengelola training agar dapat menjaring Peserta yang telah memiliki Kepribadian Muslim untuk dapat di up-grade wawasan intelektualnya melalui sistem training pada jenjang LK 2, untuk kebutuhan itu pada tahap screaning  dan Pra-screaning disusun persyaratan agar dapat menjaring Peserta yang telah memiliki kepribadian muslim atau setidaknya yang mengarah pada hal itu, untuk dapat di ikutkan pada pelatihan tersebut, dan memang selain itu persyaratan-persyaratan yang lain juga dibutuhkan. Sehingga setelah mengikuti proses Training dengan upaya yang betul-betul maksimal harapannya para Peserta yang pada awalnya sedikit banyak telah memiliki Kualitas Kepribadian Muslim juga dapat memiliki wawasan intelektual, selain itu tentu pasca training peserta juga diarahkan untuk melanjutkan jenjang kepemimpinan di HMI atau mengemban amanah kepengurusan yang ditujukan untuk mengemban Misi HMI.
         Pada jenjang LK 2, sering kita dapati bahwa screaning yang dilakukan oleh beberapa Cabang untuk dapat mengikuti pelatihan tersebut memberikan persyaratan kepada peserta yang bisa membaca Al-Quran hingga dijadikan salah satu item screaning. Hal ini bermaksud untuk menekankan bahwa calon peserta yang mengikuti LK 2 adalah yang memiliki kepribadian Muslim, memang pada dasarnya yang lebih tepat adalah calon peserta yang secara konsisten telah menjalankan syariat misalnya telah melaksanakan sholat 5 waktu dalam kehidupannya sehari-hari. Namun persoalannya, hal itu sulit di kenali sebab jika ditanya apakah telah melaksanakan sholat 5 waktu, calon peserta bisa saja berbohong, sebab calon Peserta biasanya lebih banyak berasal dari Cabang Luar oleh karena itu bisa membaca Al-Quran atau tidak, lebih mudah dikenali meski memiliki kelemahannya.
         Untuk jenjang Advance atau LK 3 saya tidak mau berbicara banyak, sebab saya sendiri belum pernah mengikuti LK 3, dan memang sekali lagi (untuk Kasus HMI cabang Bengkulu) kader HMI yang telah mengikuti jenjang LK 3 boleh dikatakan sedikit sekali, satu periode Kepengurusan setingkat cabang belum tentu ada yang mengikuti LK 3, dan dalam hal ini harus diakui bahwa sikap saya tentu salah dan tidak layak dijadikan contoh, mudah-mudahan kedepan ini bisa diperbaiki, setidaknya setiap periode kepengurusan Cabang ada yang mengikuti LK 3 meski hanya 1 orang.
         Pada jenjang LK3 atau advance Training ini berdasar yang saya pahami bahwa yang menjadi core-nya yaitu, pengembangan kemampuan professional,[6] dalam peroses penyaringan Peserta semestinya disusun persyaratan-persyaratan agar dapat menjaring calon-calon peserta yang memiliki kepribadian Muslim sekaligus memiliki kemampuan intelektualitas atau secara sederhana bahwa calon peserta yang dapat mengikuti LK3 adalah yang berprofil  muslim-intelektual sehingga pada proses training tersebut arah pembinaannya adalah untuk mengembangkan kemampuan professional, yaitu bagaimana pemikiran atau gagasan yang konsepsional dapat diaplikasikan dalam perbuatan nyata secara professional, sebab pada kenyataannya bahwa konsep-konsep pembaharuan, perbaikan, pemberdayaan ataupun konsep lainnya agar dapat diaplikasikan dengan baik perlu dipimpin orang-orang yang mampu mewujudkannya secara professional, oleh karena sering kita temui bahwa konsep-konsep pembaharuan ataupun perbaikan tersebut hanya menjadi wacana, atau misalnya dilaksanakan akan tetapi mudah berantakan atau tidak sesuai dengan perencanaannya sehingga tidak mampu mencapai target dan tujuan.
         Dalam setiap training HMI mulai Jenjang LK1 hingga LK3 penilaian peserta ditinjau dalam 3 aspek, yaitu Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik. Pada jenjang LK1 karena lebih menitik beratkan agar peserta berkepribadian muslim sehingga pada jenjang ini untuk bobot penilaian Aspek Afektif menentukan kelulusan peserta 50% sekaligus menjadi bobot tertinggi pada jenjang ini, Aspek penilaian selanjutnya kognitif 30% dan Psikomotor 20%. Selanjutnya, Pada jenjang LK2, berkaitan dengan tujuan training, yaitu, agar peserta memiliki kemampuan intelektual, itulah sebabnya aspek kognitif menjadi penilaian dengan bobot tertinggi yaitu 40% dan bobot aspek lainnya masing-masing 30%. Namun, pada jenjang LK3, memang akan terlihat lebih konsisten jika bobot aspek Psikomotorik lebih tinggi daripada aspek lainnya, akan tetapi bobot aspek penilaian Psikomotorik dan aspek kognitif sama, yaitu masing-masing 40% dan aspek apektif 20%, hal ini diasumsikan bahwa penilaian aspek psikomotorik dan kognitif sama-sama menentukan dalam pengembangan kemampuan professional.[7]






Sebagai Organisasi Perkaderan, Arah Perkaderan yang dilaksanakan HMI yaitu dengan menelurkan Kader dengan Kualitas “Muslim, Intelektual, Professional yang sekaligus sebagai wujud profil Kader HMI dimasa mendatang. Jika dikaitkan dengan bagaimana mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dirhidoi Allah tentu dengan menelurkan Kader-Kader dengan kualitas tersebut. Hal ini cukup sederhana diterangkan, pada dasarnya kita menyadari bahwa dalam masyarakat, bangsa, dan Negara yang dalam kehidupan ekonomi, sosial, kultural, dan lainnya, menghendaki adanya tugas-tugas ataupun kerja-kerja yang berbeda. Oleh karena itu, untuk bagaimana memakmurkannya yaitu perlu adanya sumberdaya-sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelolanya di setiap lini-lini yang ada.
         Memang sudah semestinya bahwa kerja-kerja yang berbeda yang ada disetiap lini dalam masyarakat perlu menempatkan orang-orang yang ahli dalam pilihan kerjanya masing-masing atau biasa disebut sebagai professional. Sebabnya, kesejahteraan dalam suatu masyarakat hanya dapat diwujudkan apabila masing-masing kerja di setiap lini yang ada diisi oleh orang yang ahlinya, atau setidaknya diisi oleh orang-orang yang memiliki potensi untuk dapat menjadi ahlinya dengan terus mengembangkan kemampuan. Memang selama ini sering kali kita mendengar issue, bahwa untuk dibengkulu saja misalnya, pelaksanaan-pelaksanaan rekruitment baik pejabat pemerintah, komisioner, PNS, Polisi, dan recruitment lainnya, mudah terjebak dibeberapa persoalan, misalnya; kedekatan secara politik, Nepotisme, bahkan kabarnya sering terjadi “Jual Posisi” dan selain itu kabarnya pula sering terjadi suap disana sini untuk memudahkannya agar dapat meraih suatu posisi atau jabatan. Padahal dalam Islam kita sudah diwanti-wanti oleh Rasulullah dalam sebuah hadistnya; “Jika suatu  jabatan diberikan atau dipegang oleh orang-orang yang bukan ahlinya, maka tungggulah kehancurannya. (al-hadist)”. Tentu hal ini akan berdampak langsung bagi masyarakat apabila orang-orang yang menempati kerja sebagai pimpinan masyarakat ataupun pemerintah adalah orang-orang yang bukan ahlinya, akibatnya masyarakat tidak dapat mengubah nasibnya karena dipimpin oleh orang-orang yang tidak mampu bekerja secara professional. Oleh sebab itu, setiap lini yang ada dalam masyarakat baik itu sektor pemerintah maupun sektor lainnya hendaknya di isi oleh orang-orang yang dipilih berdasarkan kualitas-kualitas yang dimilikinya dan selanjutnya dapat menjadi professional dalam bidang kerjanya masing-masing.
Billahitaufiq walhidayah



[1] Penulis pernah menjadi pengurus HMI Cabang Bengkulu pada periode 2011-2012 dan periode 2012-2013, dan mengemban amanah kepengurusan sebagai Ketua Bidang Pembinaan Anggota.
[2] Arah dalam pengertian umum adalah petunjuk yang membimbing jalan dalam bentuk bergerak menuju suatu tujuan. Maka yang dimaksud dengan Arah Perkaderan HMI adalah suatu Pedoman yang dijadikan petunjuk untuk penuntun yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan peroses perkaderan HMI. (lihat hasil-hasil Kongres HMI ke XXVIII hal. 368)
[3] Untuk redaksi lengkapnya pada tujuan Basic Training atau LK1 adalah “terbinanya Kepribadian Muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan peranannya dalam berorganisasi serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa”. (lihat hasil-hasil Kongres HMI ke XXVIII hal. 371)
[4] Muslim adalah kata pelaku dari Islam dan Islam sendiri diartikan sebagai sikap berpasrah diri atau tunduk patuh kepada Allah, dalam konteks latihan Kader 1, yaitu mengarahkan peserta untuk berkpribadian muslim yang aspek keberhasilannya dilihat berdasarkan adanya “perubahan sikap” yang lebih ditekankan pembentukan integritas watak dan kepribadian, dengan indicator penilaian teknisnya adanya kesadaran Anggota untuk menjalankan syariat misalnya Sholat, Puasa, dan amalan-amalan lainnya.
[5] Item pertama dari target Training LK1 adalah; memiliki kesadaran menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. (lihat hasil-hasil Kongres HMI ke XXVIII hal. 371)
[6] Untuk redaksi lengkapnya tujuan Training Formal advance training atau LK 3 adalah “terbinanya Kader pemimpin yang mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara professional dalam gerak perubahan social” (lihat hasil-hasil Kongres HMI ke XXVIII hal. 371)
[7] Lihat hasil-hasil Kongres HMI ke XXVIII hal. 400
.

TRENDING TOPIK

Pentingnya Organisasi Kepemudaan dalam Membangun Bangsa

Organisasi kepemudaan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pelembagaan kepemudaan dan memperkuat identitas nasional di Indonesi...