28 Maret 2014

AKU, DAN KEHIDUPAN ?


aku adalah pria tampan  bermata coklat sebagai penyempurna ketampananku. aku dibesarkan ditengah-tengah keluarga yang sederhana  dan harmonis, Singkatnya aku adalah pria yang beruntung karna memiliki semua kesempurnaan itu
Kehidupan ku itu tak berjalan selamanya, Kehancuran itu pun berawal dari pertengkaran hebat antara kedua orang tua ku,
“Dasar. Istri tak tau diuntung !, Kau yang berselingku, Dan sekarang kau tuduh aku berselingkuh? Dimana otakmu?”
“Lalu siapa perempuan itu? Apa itu yang tidak berselingkuh?”
PLAK, Papa melakukannya tepat di depan mata kepalaku, Tangan itu yang biasanya melindungiku dan mama, kini malah menampar wajah mama, Aku hanya menangis Berusaha berteriak, namun suara ini tertahan untuk keluar, Berbulan-bulan aku hidup berdampingan dengan kejadian gila ini, Dan selama itu pula aku selalu berharap agar kejadian gila itu segera berakhir.


            tak lama Doa itu pun terkabul,Kejadian itu berakhir dengan persidangan cerai di meja hijau. Aku membeci ini, Bahkan sangat membencinya dan hati ini selalu berontak dan tak menerima, Hilang sudah keluarga yang selalu aku banggakan dan yang aku agung-agungkan selama ini.
Hari-hariku berjalan dengan kesunyian dan kehampaan, Pagi yang biasanya hangat dengan gurauan,perhatian mama dan papa , kini terasa hambar ketika yang ku temui seorang ibu yang sibuk dengan pekerjaanya tanpa mempedulikan kehadiran anaknya yang semata-mata ingin diperhatian, Setiap pagi selalu sarapan dan berangkat seorang diri. Terkadang ketika aku berpapasan dengan mereka yang diantar oleh ayah ataupun ibunya, tak tertahan rasanya membendung air mata ini. Sungguh aku sangat merindukan kehidupan seperti mereka dan seperti duluh,

Tugas hari ini adalah mengarang.
“Ciptakan sebuah karangan yang menceritakan indahnya kehidupan keluarga kalian!”itu kalimat terakhir yang ku tangkap dari pak soleh.

            Semua murid langsung hanyut dalam kegiatannya, Tapi tidak denganku. Bagaimana mungkin aku akan menuliskan keluargaku yang telah hancur ini, Dan kali ini aku harus dituntut untuk benar-benar mengarang cerita itu,Menuliskan bahwa aku hidup di tengah keluarga yang harmonis dan saling menyayangi selayaknya keluarga pada umumnya,

            Nurani ku berontak membaca kata-kata yang penuh kebohongan itu. Ku buang kertas itu dan kali ini aku tak ingin lagi mengarang. Dengan cepat ku tulis ‘BERBULAN-BULAN AKU HIDUP DI TENGAH KELUARGA YANG PENUH KEKACAUAN,DAN KINI AKU MERINDUKAN KELUARGAKU WALAU AKU MEMBENCINYA.’
“Belum saatnya aku menjadi seorang pengarang,”suara ku pelan dan menyerahkan karangan singkat itu kepada pak soleh


            Tanpa ku sadari, elga membaca tulisanku, Dengan nada prihatin dan terharu, ia menanyaiku dengan berbagai macam pertanyaan,Dengan rasa malu bercampur takut dan minder, ku jawab pertanyaannya satu persatu,Tanpa ku sadari aku telah menuturkan semua kisah pahitku kepada pemuda Kristen itu,
“Tenang  Aku tak akan menceritakan kepada orang lain,Aku hanya ingin membantumu dan menjadi teman yang bersiap berbagi kisah dengan kau, Pakailah ini untuk menenangkan dirimu!” tuturnya sambil meletakan sebuah bungkusan berisi serbuk-serbuk putih ke dalam genggamanku dan aku pun menerima dengan perasaan yang bingung,


            Malamnya, ku pandangi bungkusan kecil itu, Dengan rasa penasaran dan keinginan tahuan yang tinggi, ku buka bungkusan itu perlahan, Seketika muncul bau yang mencuat ke seluruh penjuru kamar, Ku hirup bau itu dalam-dalam dan perlahan,  Lagi dan lagi, Benar yang elga katakan itu, Aku merasakan ketenangan yang amat luar biasa, Dan sejak saat itu, narkotika menjadi bagian terpenting dalam hidupku dalam melepaskan permasalahan dalam hidup yang saya jalani selama ini,
Setiap malam aku dan elga tak pernah absen menghirup benda haram dan mematikan itu, Dari sanalah kedekatanku dengan elga berawal dan semakin akrab,Dan dari kedekatan itu timbul sebuah perasaan yang amat terus berkecamuk seakan-akan ingin terus memakai barang yang sangat mematiakn itu,


            pagi itu elga mengajakku ke sebuah gereja, Gereja yang cukup besar dan mewah menurutku, Tepat di depan sebuah patung besar, elga menyatakan bahwa ditempat inilah yang akan kau temui kebahagian yang selama ini yang tak kau rasakan lagi,dan aku pun ikut terhanyut dalam lantunan nayaian itu,Sungguh ini kali pertamanya aku merasakan kembali perhatian seseorang sahabat setelah kehancuran keluargaku. Namun kalimatnya yang terakhir membuat darah ini berhenti mengalir.Aku tau maksud pembicaraannya,Tapi mungkinkah aku melakukannya?
“Kita memang memiliki banyak persamaan sebagai teman yang seidologi atau sepemikiran ,Tapi saya tak mungkin ikut keyakinan yang di anut oleh sahabat karibku yang selama ini menjadi keluarga kedua ku, Kita tidak dalam satu keyakinan,


            Ah. !! “Ini benar-benar gila, Tapi tak ada salahnya aku terima. Toh selama ini aku tak lagi diperhatikan kedua orangtuaku dan aku pun tak merasakan islam yang sebenarnya , Jadi tak salah kalau aku memulai kebahagiaanku yang baru dengan elga dan agama baru ku
“Kalau itu yang kau inginkan, kenapa tidak.Tak masalah bagiku menukar agama seperti yang kau inginkan,”jawabku mantap.
“Dan mulai saat ini, kau buka lagi muhammad adam. Tapi kau adalah adam Kristiani yang jauh kebih kuat dari muhammad adam,”jawabnya sambil tersenyum licik.


            Malam itu elga tak datang ke rumahku, Aku tau dia pasti sangat sibuk dengan basketnya, Sadar elga tak akan datang,  segera ku cari sabu-sabu yang kusimpan minggu lalu, Sial Aku lupa barang dibawa elga bersama rekannya, Ku alihkan pandangan ke meja biru yang dulu selalu membantuku mengerjakan berbagai tugas sekolah, Aku menangkap sesuatu disana, Sebotol lem Tanpa buang waktu ku buka tutupnya dan kuhirup dalam-dalam,
Selang beberapa waktu zat itu sudah raib dari tempat ku,  Sayangnya aku masih ingin menghirupnya Dengan gerakan lambat ku ambil cutter di tas sekolahku,  Ku toreskan cutter berkarat itu ke pergelangan kiriku, Darah merah dan segar mengalir sambil menebarkan aroma lem yang ku hirup tadi, Ku hirup kembali aroma yang ada di darahku, Berkali-kali aku melakukan hal yang sama Dan pada toresan yang ke delapan belas, sesuatu di luar kendaliku terjadi Cutter itu memutuskan nadi pergelangan kiriku Darah bersih dan segar mengalir dengan sangat deras tanpa bisa ku hentikan


            Bayangan hitam berkelebat di kepalaku, Akankan ajal itu kan datang padaku malam ini? Tidak Tidak boleh sekarang. Aku masih ingin bertemu dengan mama dan papa walau aku membenci mereka.
Bayangan papa berkelebat di benakku. Orang yang selalu mengajarkan aku dan mama untuk shalat tepat waktu, Bahkan ia tak segan-segan mencubit pipiku kalau aku melanggar perintahnya Dan kini aku tak lagi menjalankan aturannya. Apa yang akan ia lakukan jika tau anaknya tak lagi seorang muslim ?


            Tak ada lagi tenaga yang tersisa, Namun aku masih sempat memikirkan seorang mama dalam benakku  Dia sangat berharap agar kelak aku menjadi seorang pengusaha sukses sepertinya, Tapi bagaimana kalau dia tau aku seorang pecandu narkoba? Dan mengorbankan waktu belajarku untuk bermain-main dengan benda haram itu? Cacian macam apa yang akan keluar dari mulutnya jika ia tau aku seperti ini?
Mataku mulai berkunang. Darah segar dari pergelanganku terus mengalir dengan deras,  Kali ini aku ingin mengirim sebuah permohonan kecil kepada tuhan sebelum mulutku benar-benar terkunci untuk menuturkan permohonan ini, Dengan napas yang tak lagi teratur ku lepaskan permohonan kecil yang sangat menyesakkan itu.
“Tuhan, bolehkah aku dilahirkan kembali?

OLEH : APRIANI DEKA LESTIN

Tidak ada komentar:
Write $type={blogger}

Terimakasih atas partisipasinya

regards

mata reality

TRENDING TOPIK

Pentingnya Organisasi Kepemudaan dalam Membangun Bangsa

Organisasi kepemudaan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pelembagaan kepemudaan dan memperkuat identitas nasional di Indonesi...