meikey |
Aku
sering termenung pada lamunan masa lalu,
Ingatan
– ingatan kala kita sedang bersorak bersama di terik,
Tak
hanya ada kau dan aku di dua sisi barisan,
Ada
anak – anak beserta bapak ibu yang meninggalkan pasarnya,
Ingin
sekali mengulang masa lampau yang hanya sesaat itu,
Kita
tak hanya bersuara riuh,
Ada
juga suara tangisan ibu – ibu pasar subuh yang kalang kabut,
Mereka
seolah berbisikan pada waktu,
Meminta
– minta tak satupun mengusik rezekinya,
Tetapi
teriakan permohonan itu hanya berkeliaran disekeliling telinga saja,
Kobaran
semangat mereka memadu bersama kita,
Aku
sangat ingat ketika kita terhenti di depan kantor walikota,
Kita
tampilkan semua kesan yang mengurungkan niat penggusuran,
Kau
sebagai orator bersamaku,
Dengan
suara menggebu – gebu nafasmu memacu,
Aku
ikut larut pada detik dentuman suara tegasmu,
Tiba
pula pada giliranku berorasi,
Kau
berada tepat disebelah bahuku,
Kala
bersuara aku sembari melirikmu,
Aku
gugup kan?
Ketakutan
jika surat yang ku bacakan tak di dengar walikota itu,
Tapi
kau terus menyemangati dengan isyaratmu,
Namun
bukan hanya kita berdua aktornya,
Masih
ada parodi teater yang ditampilkan mendukung aksi kita,
Masa
yang sedikit menangis dan membuatku terenyuh,
Kau
pasti melihat dan ingat aku ikut menangis kan?
Pada
saat pertama kita membicarakan pasar subuh ini,
Ya
, tangisan pengantar sebelumku mengenalmu,
Aksi
kita ditutup suara terakhir oleh OKP lainnya,
Kau
tahu itu penyatuan semua visi kita,
Ada
HMI, GMKI, GMNI, PMII, LMND dan lainnya,
Kita
menyatu pada mereka kan,
Begitu
jua kau dan aku,
Kau
tahu latar belakangku HMI,
Tapi
sama seperti aku yang tahu latar belakangmu LMND,
Kita
bersepakat menjadi penyemangat bagi masa,
Karena
kita ingat,
Kita
hanya mengantarkan para pedagang,
Merekalah
yang meraih kemenangannya,
Sungguh
ingatan ini yang melekat dibenakku,
Biarlah
yang lain menghilang,
Namun
tidak pada aksi pedagang yang berlanjut seberaninya,
Dan
kaupun pasti tahu kisah ini kan,
Dimana
setelah kita berhenti sejenak beraksi dengan mereka,
Ketiga
pedagang ditangkap saat malam pasar subuh kembali digusur,
Bosan!!
Pasti
ini juga yang kau fikirkan oleh ulah walikota ini,
Dan
masih juga sama,
Aku
pun rasa – rasanya ingin berteriak bosan di muka walikota,
Tapi
sayang,
Itu
sekilas masa dimana kita masih bersatu koalisi,
Kukenang
ini semoga nanti mengembalikanmu masa mendatang,
Tidak ada komentar:
Write $type={blogger}Terimakasih atas partisipasinya
regards
mata reality